LITOLOGI

LITOLOGI
Litologi adalah ilmu untuk mendeskripsikan batuan pada singkapan yang didasarkan pada karakteristiknya. Dapat diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari karakteristik dari batuan. Pada dasarnya litologi mendiskripsikan karakteristik fisik partikel seperti dari :
a)      Warna, dimana warna merupakan karakteristik khas dari beberapa batuan, terkadang digunakan Munsell sydtem colour dalam mendiskripsikannya.
b)      Tekstur, dengan mengetahui tekturnya kita dapat mengetahui gambaran hubungan antara biji-biji pembentuk batuannya.
c)       Butir ukuran
d)      Dan komposisi pembentuk partikel batuan tersebut.

JENIS BATUAN
Batuan Beku
batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang membeku
·         magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak bumi/perut bumi
·         lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi
1)     Batu Apung


Batu Apung
§  Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
§  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
§  Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
2)  Obsidian


Obsidian
§  Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
§  Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
§  Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
3)  Granit

Granit
§  Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
§  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
§  Kegunaan : sbg bahan bangunan

4)  Basalt

Basalt
§  Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
§  Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
§  Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)


5)  Diorit

Diorit
§  Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
§  Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)
§  Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sbg bahan bangunan (hiasan)
6)  Andesit

Andesit
§  Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
§  Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
§  Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi

7)  Gabro 

Gabro
§  Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
§  Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
§  Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )

8)  Liparit


Liparit
§  Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.


Batu Sedimen atau Endapan
Adalah batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.
1)     Konglomerat

Konglomerat
§  Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya
§  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
§  Kegunaan : untuk bahan bangunan
2)  Batu Pasir

Batu Pasir
§  Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah
§  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
§  Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan

3)  Batu Serpih

Batu Serpih

§  Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
§  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
§  Kegunaan : sbg bahan bangunan
4)  Batu Gamping (kapur)

Batu Gamping (kapur)
§  Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam
§  Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
§  Kegunaan : sbg bahan baku semen

5)  Breksi

Breksi
§  Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi
§  Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan
6)  Stalaktit dan Stalagmit

Stalaktit dan Stalagmit
§  Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
§  Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.
§  Kegunaan : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan

7)  Batu Lempung

Batu Lempung
§  Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
§  Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
Batuan Metamorf atau Batuan Malihan
Batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan
1)     Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu gamping/kapur)

Batuan Pualam
§  Ciri : campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan mengkilap jika dipoles
§  Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi
§  Kegunaan : untuk membuat patung dan lantai/ubin

2)  Batuan Sabak

Batu Sabak
§  Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis
§  Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk membuat atap rumah (semacam genting)
3)   Gneiss (ganes)

Batu Gneiss (ganes)
§  Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapatgoresan-goresan yang tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut
§  Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan
4)  Sekis

Batu Sekis
§  Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap dan terkadang ditemukan kristal garnet
§  Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah.
§  Kegunaan : sebagai sumber mika yang utama (satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika)

5)  Kuarsit         

Kuarsit
§  Ciri : berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah,sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang
§  Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan

6)  Milonit

Milonit
§  Ciri :  butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu, kehitaman, coklat, biru
§  Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
§  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan

WARNA
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium. Meskipun warna merupakan sifat fisik yang paling mudah dikenali, tetapi sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral. Warna mineral kadang-kadang sudah mengalami pengotoran, sehingga mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda. Untuk menyeragamkan penyebutan warna batuan dikenal sistem warna Munsell.

Dimensi Warna Versi Munsell
Warna memiliki tiga dimensi, yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil percampuran hitam putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari poros, dan skala warna yang bergerak menuju poros (Darmaprawira, 2002:51). Oleh sebab itu, dimensi warna pun dapat dilihat dari tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu dimensi nama warna (hue), dimensi nilai (value), dan dimensi intensitas (chroma). Hal ini pun sesuai dengan pendapat Maitland Graves dalam bukunya, The Art of Color and Design (dalam Darmaprawira, 2002:61), yang membedakan ketiga dimensi warna sebagai berikut.


Penjelasan tiap dimensi warna versi Munsell dapat dilihat dalam pemaparan dimensi-dimensi warna versi Munsell sebagai berikut.
1.       Dimensi Nama Warna (hue)
Sebelum data Munsell distandardisasikan, nama-nama warna diberikan berdasarkan warna alamiah yang dimilikinya, misalnya, warna hijau alpokat untuk menunjukkan warna hijau yang menyerupai warna buah alpokat. Dengan mengetahui nama-nama warna tersebut, identifikasi warna bisa dikenal dengan mudah karena dengan namanya warna dapat dibedakan antara satu unsur dengan lainnya, misalnya adanya nama warna merah berarti dapat dibedakan dengan warna kuning, hijau, atau biru (Darmaprawira, 2002: 53). Pada keadaan dimensi satu, nama-nama warna dalam sistem penamaan warna Munsell belum diberi simbol secara numerik karena belum ada nilai dan tingkat kekuatan (intensitas) (Darmaprawira, 2002:57). Dengan demikian, nama-nama warna sebagai dimensi pertama pun disebutkan tanpa diikuti oleh penanda nilai (value) atau intensitas (chroma).
2.       Dimensi Nilai atau Derajat (value)
Nilai warna diambil dari bahasa Inggris, value, yaitu tingkatan atau urutan kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan warna, misalnya ia akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua (gelap) atau dengan warna merah muda (terang). Tingkatan nilai yang biasa digunakan adalah sembilan tingkat mulai dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui deretan abu-abu, sampai pada tingkatan tergelap, yaitu hitam (Darmaprawira, 2002 : 58).
3.       Dimensi Khroma atau Intensitas (chroma)
Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength danweakness) atau kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna. Ukuran ini membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red), yaitu ukuran persentasi kualitas keberadaan jatidiri suatu warna. Dengan demikian, chromaticity merupakan atribut sensasi visual suatu warna asli bisa dilihat tanpa bergantung pada gelap dan terang atau tanpa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga kepenuhwarnaan (colorfulness) karenachromaticity merupakan ukuran identifikasi hue dalam suatu warna. Suatu warna tanpa chromaticity adalah akromatik atau monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabus (Dimas, 2010:1).

          
PENGAMATAN MEGASKOPIS
Proses deskripsi batuan yang dilihat dari Grain sizenya atau ukuran butirnya merupakan deskripsi batuan dari ukuran partikel yang mengacu mengacu pada diameter butiran individu sedimen. Pengamatan megaskopis, pengamatan ini merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap sampel singkapan dengan mata telanjang dan atau dengan bantuan lensa pembesar yang biasanya didasarkan pada tabel klasifikasi butir sedimen menurut Wentworth 1922. Dengan pengamatan ini kita temen-temen dapat mengklasifikasikan sebuah partikel berdasarkan ukurannya, bentuknya, warna, dan teksturnya.

MINERALOGI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1.       L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
2.       D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3.       A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.
Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”

Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskitesmineral lempung dankerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

MANFAAT BPENGAMATAN LITOLOGI

Dengan melakukan pengamatan litologi kita dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut :
§  Mengetahui sejarah munculnya batuan  dan penentuan umur batuan
§  Mengetahui karakteristik batuan berdasarkan ukuran, warna dan tekstur
§  Melakukan analisa lapisan tanah
Dalam bidang hidrografi, manfaat litologi ini sangat berguna untuk mengenali jenis sedimen dasar laut dan persebarannya baik secara vertikal, maupun horizontal (permukaan dasar laut). Dengan litologi kita bisa mnedeskripsikan dasar laut secara lebih baik. Di ranah ke-Geomatikaan, litologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan gelombang akustik untuk mendeteksi nilai hambur balik serta analisa perubahan frekuensi ketika gelombang tersebut dipancarkan ke dasar laut. Alat yang sering digunakan untuk survei jenis sedimen dasar laut adalah sebagai berikut :
§  Multibeam Echosounder

Prinsip kerja echosounder mempunyai prinsip kerja memancarkan banyak pancaran gelombang akustik ke dasar laut, kemudian oleh dasar laut dipantulkan dan diterima kembali oleh alat echosounder. Dengan metode seperti ini didapatkan data kedalaman laut yang kemudian sangat berguna dalam proses pembuatan peta batimetri. Tetapi kita juga bisa memanfaatkan nilai hambur balik dari setiap bagian dasar laut, dimana setiap jenis sedimen tertentu akan melakukan respon yang berebeda terhadap gelombang akustik yang mengenainya. Dengan menganalisa respon ini kita dapat memetakan persebaran sedimen dasar laut secara horizontal, apakah dia mud, sand, gravel, dan sejenisnya.

§  Sub Bottom Profiler

Sub bottom profiler mempunyai prinsip kerja memancarkan gelombang frekuensi rendah ke dasar laut sehingga dapat terpenetrasi lebih dalam. Jadi dapat digunakan untuk mendeteksi lapisan dasar laut secara vertical (dari lapisan paling atas ke lapisan di bawahnya). Hal ini dapat terjadi dengan pengamatan perubahan frekuensi di setiap lapisan batuan. Seperti yang telah ketahui bahwa hukum senellius berkata ketika gelombang merambat dalam sebuah medium rambat yang mempunyai kerapatan yang berbeda (dalam hal ini lapisan batuan) akan mengalami pembiasan baik itu menjauhi garis normal atau mendekati garis normal. Dengan sistem seperti inilah kita dapat melakukan analisa bentuk sedimen dasar laut secara vertikal.


SUMBER :
[1] http://wcatatansingkat.blogspot.co.id/2010/12/dimensi-warna-versi-munsell.html
[2] https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/
[3] http://drusda.blogspot.co.id/2012/03/mineral-dan-bahan-yang-terkandung-dalam.html
[4] https://ptbudie.com/category/basic-geology/sedimentology-and-stratigraphy/
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Mineralogi



Komentar

  1. Casino, Hotel & RV Park in North - Mapyro
    See 포천 출장마사지 1 photo from 1 traveler reviews, 16 양산 출장마사지 photos and blog posts - Casino, 의정부 출장마사지 Hotel & RV Park, North Carolina 경기도 출장샵 - Tripyro Casino, 계룡 출장샵 Hotel & RV Park. Rating: 4.5 · ‎1,397 reviews

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI LEMPENG TEKTONIK

LEMPENG JUAN DE FUCA dan SESAR SAN ANDREAS