TEORI LEMPENG TEKTONIK
STRUKTUR LAPISAN BUMI
Atmosfer
Atmosfer adalah suatu kumpulan gas dan udara berupa
lapisan tipis yang menyelubungi seluruh permukaan bumi. Ibarat sebuah
jeruk, bumi merupakan gading buah jeruk sementara kulit jeruk adalah
atmosfernya. Pada atmosfer inilah proses cuaca dan iklim berlangsung.
Litosfer
Litosfer merupakan suatu lapisan bumi yang berada di
bawah atmosfer. Lithos berarti batu dan sphere (sphaira) artinya bulatan
(lapisan). Jadi, litosfer dapat diartikan sebagai lapisan bumi yang mempunyai
sifat keras, kaku dan rigid dengan ketebalan sekitar 0-70 km.
Litosfer terdiri dari dua lempeng yaitu :
·
Lempeng Benua (0-10 km) yang mengandung lapisan
sima.
·
Lempeng Samudra (0-70 km) yang terdapat lapisan
sial.
Astenosfer
Lapisan
astenosfer terletak di bawah litosfer. Lapisan ini memiliki ketebalan 70-2.900
km yang berupa material padat bersifat seperti fluida. Karena sifatnya yang
seperti fluida, lapisan ini pun labil sehingga saat terpengaruh arus konveksi,
lapisan ini akan bergerak dan juga ikut menggerakkan lapisan yang ada di
atasnya.
Suhu pada
astenosfer mencapai kurang lebih 3000 derajat Celcius. Komposisi Mantel ini
terbagi dalam beberapa bagian, yakni mantel bagian atas (upper mantle),
astenosfer (bagian dari mantel), dan mantel bagian bawah. Jadi, dapat dikatakan
bahwa astenosfer merupakan bagian dari mantel.
Barisfer
Barisfer merupakan lapisan inti bumi, yang tersusun dari
lapisan nikel dan besi. Lapisan barisfer dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu
:
ü
Outer Core berupa inti bumi bagian luar yang
memiliki ketebalan 2900-4980 km. Bagian ini tersusun dari unsur besi dan nikel
yang cair dengan suhu mencapat 3900 derajat Celcius.
ü
Inner Core merupakan inti bumi yang teretak di
bagian dalam dan memilikih ketebalan 4980-6370 km. Inner core ini tersusun dari
unsur nikel yang padat meskipun suhunya mencapai 4800 derajat Celcius. Inner
core memiliki tekanan yang besar sehingga menekan dan menjaga intinya agar
tetap berada di tengah.
TEORI TERBENTUKNYA
LEMPENG BUMI
1. Teori kontraksi (Contraction
theory)
Teori ini
dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan
bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh
terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief
berupa gunung, lembah, dan dataran.
Teori kontraksi
didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de
Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena
terjadi proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian
permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori dua benua
(Laurasia-Gondwana theory)
Teori ini
menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar,
yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke
arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang
lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia,
Eropa dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika
Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama kdikemukakan oleh Edward Zuess
pada 1884.
3. Teori pengapungan
benua (Continental drift theory)
Teori
pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia
menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang
disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah- pecah dan terus
bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal,
mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator.
Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian
barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan
fosil pada kedua daerah tersebut.
4. Teori konveksi
(Convection theory)
Menurut teori konveksi
yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di
dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke
arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi
yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic
ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk
lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Bukti kebenaran
teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid Oceanic Ridge),
seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti
lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa
semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya
terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah
berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah
kulit bumi.
5. Teori lempeng
tektonik (Plate Tectonic theory)
Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Lapisan
bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku berada pada suatu lapisan
yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan permukaaan bumi bagian
atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak sesuai dengan gerakan yang berada
di bawahnya. Keadaan inilah yang melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng
Tektonik. Lahirnya teori lempeng tektonik (tectonic Plate
theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi yang
menunjukkan terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi.
Teori lempeng
tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori ini, kulit
bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu
bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer
yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Litosfer sebagai
lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada kulit manusia dan
merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip teori tektonik lempeng
adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk
tidak beraturan. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer mempunyai
ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi
berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan). Bandingkan dengan daun meja,
daun pintu, atau lantai di kelas kalian! Lempeng ini terdiri atas lempeng benua
(tebal sekitar 40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng
tersebut berada di atas lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata
10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun.
Astenosfer
merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas. Panasnya cairan
astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk
menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini
dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di
permukaan bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng.
Teori lempeng tektonik
banyak didukung oleh fakta ilmiah, terutama dari data penelitian geologi,
geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan paleontologi, dan
pemboran laut dalam. Lahirnya teori lempeng tektonik sebenarnya merupakan
jalinan dari berbagai konsep dan teori lama seperti Teori Apungan Benua, Teori
Arus Konveksi, Teori Pemekaran Lantai samudera, dan Teori Sesar Mendatar,
sebagaimana telah dijelaskan pada teori-teori di atas.
Berdasarkan
kajian para ahli, lempeng tektonik yang tersebar di permukaan bumi dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Lempeng-lempeng
tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain. Lempeng tektonik bagian
atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas
terdapat masa kontinen disebut lempeng benua. Kedua lempeng ini memiliki
sifat yang berbeda. Apabila dua lempeng yang berbeda sifat tersebut saling
mendekat, umumnya lempeng samudera akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga
jauh ke dalam lapisan astenosfer. Bertemunya antara dua lempeng seperti ini
dinamakan gerakan bertumbukan (subduction), sedangkan daerah yang
menjadi tempat tumbukan lempeng- lempeng disebut subduction zone.
Selain saling
mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga ada yang saling menjauh
dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent atau disebut juga
sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang berada di atas
benua disebut rifting, sedangkan pemekaran yang berada di samudera
disebut spreading. Contoh proses ini adalah pecahnya Benua Pangea pada
Zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran Atlantik yang memisahkan
Afrika dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua benua tersebut! Pasti
nampak seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya menunjukkan ciri-ciri bekas
sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault.
Sesar San Andreas,
Patahan Legendaris di California
Patahan San
Andreas adalah patahan geser di Kalifornia, Amerika
Serikat, yang memiliki panjang 1.300 km. Patahan ini membentuk
batas tektonik antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Patahan San Andreas
pertama kali ditemukan di Kalifornia
Utara oleh profesor geologi Berkeley Andrew Lawson tahun
1895. Setelahgempa bumi San Francisco 1906, Lawson
menemukan bahwa Patahan San Andreas membentang hingga ke Kalifornia Selatan.
Patahan San
Andreas adalah batas geser antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika
Utara.Garis patahan ini membagi California menjadi dua bagian dari Cape
Mendocino ke perbatasan Meksiko. San Diego, Los Angeles dan Big Sur berada di
atas Lempeng Pasifik. Sedangkan San Francisco, Sacramento dan Sierra Nevada
berada di Lempeng Amerika Utara. Dan meskipun gempa legendaris melanda San
Francisco tahun 1906, San Andreas Fault tidak melewati kota. Tapi masyarakat di
daerah Desert Hot Springs, San Bernardino, Wrightwood, Palmdale, Gorman,
Frazier Park, Daly City, Point Reyes Station dan Bodega Bay terletak tepat
batas patahan ini.
Jenis Sesar San Andreas
Patahan San
Andreas adalah tipe perbatasan lempeng transform atau pergeseran. Bayangkan
anda menempatkan dua potong pizza di atas meja dan geser mereka melewati satu
sama lain di mana mereka menyentuh sepanjang tepi batas potongan pizza. Bit
pepperoni dari satu sisi runtuh di perbatasan ke sisi ikan teri. Hal yang sama
terjadi dengan Sesar San Andreas, dan geologi dan bentang alam sepanjang
keretakan raksasa ini sangat rumit.
Pergerakan Sesar San
Andreas
Lempengan
diantara San Andreas perlahan bergerak melewati satu sama lain dengan kecepatan
beberapa per tahun - secepat kuku Anda tumbuh. Tapi ini bukan gerakan
yang sering, itu adalah gerakan rata-rata. Selama bertahun-tahun lempengan akan
terkunci tanpa gerakan sama sekali karena mereka mendorong terhadap satu sama
lain. Tiba-tiba gaya tekan tersebut akan memaksa salah satu lapisan batuan
runtuh, dan lempengan tergelincir beberapa kaki sekaligus. Runtuhan batu
mengirimkan gelombang ke segala arah, dan itu adalah gelombang yang kita
rasakan sebagai gempa bumi.
Sesar yang Terlihat di Permukaan
Di banyak tempat
seperti Carrizo Plain (San Luis Obispo County) dan Olema Trough (Marin County),
garisa patahan mudah untuk dilihat sebagai rangkaian scarps/tebing dan
pegunungan lipatan Di tempat lain, batas patahan lebih halus karena sesar tidak
bergerak dalam bertahun-tahun dan ditutupi dengan endapan alluvium, atau
ditumbuhi dengan semak. Di San Bernardino dan Los Angeles Counties, banyak
jalan di sepanjang patahan memotong melalui pegunungan besar, dengan banyak
batuan yang hancur oleh gerakan sesar.
Ciri dari San
Andreas Fault adalah batu yang berbeda di kedua sisi patahan. Selama 28 juta
tahun, batu dari jarak yang jauh bertemu dengan batuan dari lokasi yang sangat
berbeda. Blok Salinian granit di California tengah dan utara berasal di
Southern California, dan beberapa bahkan mengatakan Meksiko utara. Pinnacles
Monumen Nasional di Monterey County hanya setengah dari kompleks gunung berapi,
bagian lain menjadi 200 mil tenggara di Los Angeles County dan dikenal sebagai
Volkanik Neenach.
Patahan San Andreas
Patahan San
Andreas (San Andreas Fault)adalah batas di mana dua lempeng tektonik - Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara, bertemu. Patahan membentang di negara bagian
California dari Mendocino ke perbatasan Meksiko, membelahnya menjadi dua
bagian. San Diego, Los Angeles, dan Big Sur terletak di Lempeng Pasifik,
sementara San Francisco, Sacramento dan Sierra Nevada berada di Lempeng Amerika
Utara. Panjang patahan sekitar 1300 km dan kedalaman minimal 16 km ke dalam
bumi.
Di Carrizo
Plain, patahan San Andreas terlihat seperti palung yang terlihat spektakuler
dari udara. Dilihat dari tanah, fitur ini tidak terlalu nampak. Pada beberapa
bagian patahan yang tidak bergerak bertahun-tahun ditutupi dengan alluvium,
atau ditumbuhi dengan semak. Di San Bernardino dan Los Angeles Counties, banyak
jalan yang membentang sepanjang patahan dan melalui palung. Di Palmdale Highway
14, terlihat lapisan batuan keriput dan melengkung berdekatan dengan San
Andreas.
California
menderita ribuan gempa kecil setiap tahun, tetapi yang utama terjadi hanya
setelah interval waktu yang panjang. Gempa besar terakhir terjadi di sepanjang
patahan San Andreas adalah gempa San Francisco tahun 1906 yang berkekuatan 7,8.
Sulit untuk memprediksi kapan gempa besar berikutnya akan menyerang, namun
mungkin saja dalam waktu dekat. Sebuah studi baru oleh US Geological Survey
menunjukkan bahwa California akan mengalami gempa bumi berkekuatan 8 atau gempa
bumi besar dalam 30 tahun ke depan.
San Andreas fault
along highway 14 near Palmdale, California
San Andreas fault
along highway 14 near Palmdale, California
The fault line in
Wallace Creek
Fault line Santa
Margarita
Sumber :
[2] sumber : Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi 1 SMA/MA
: Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Jakarta. ARMICO
Komentar
Posting Komentar